Fogging atau pengasapan merupakan aktivitas yang biasa dilakukan untuk membunuh nyamuk dewasa dalam skala besar. Biasanya aktivitas fogging dilakukan secara kolektif, dan masuk dalam program pemerintah sebuah wilayah, baik tingkat RT, RW, atau kecamatan tertentu.
Aktivitas ini dilakukan dengan cara menyemprotkan gas fogging ke dalam rumah-rumah warga, dan tempat-tempat yang dicurigai sebagai tempat bersembunyinya nyamuk. Fogging ini akan dilakukan secara masif jika di wilayah tersebut terdapat warga yang terkena demam berdarah.
Dalam prakteknya, sangat sulit menghindari asap fogging terhirup oleh manusia. Meski sudah mengenakan masker, namun tetap saja asap tersebut akan menempel dan kemungkinan besar akan masuk ke dalam tubuh. Terlebih banyak warga yang cenderung abai dengan asap ini.
Apakah Gas Fogging Berbahaya?
Gas fogging sendiri pada dasarnya insektisida yang terbuat dari zat pyrethroid sintetic, bahan kimia yang cukup umum ditemukan dalam produk-produk pembunuh nyamuk dan serangga yang banyak dijual di toko atau minimarket terdekat.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), zat pyrethroid sintetic tergolong aman untuk manusia dan hewan peliharaan, dan diformulasi khusus untuk membunuh serangga kecil, seperti nyamuk, dan lalat. Bahkan zat ini kurang kuat untuk membunuh kecoak
Tapi yang jadi masalah, jika gas tersebut dihirup dalam jumlah yang banyak, maka resiko keracunan sangat mungkin terjadi. Biasanya gejala keracunan yang disebabkan asap fogging adalah, mual hingga muntah, batuk, produksi air liur meningkat, mata merah, berkeringat, sakit perut, dan kulit gatal.
Pada orang-orang tertentu, terutama mereka yang mengalami gangguan pernafasan, keracunan fogging bisa menyebabkan nafas terengah-engah, hingga hilang kesadaran. Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengenakan masker saat ada aktivitas fogging.
Hal ini berlaku bagi Ibu hamil. Memang belum ada bukti ilmiah asap fogging bisa berpengaruh kepada janin dalam kandungan, namun yang dikhawatirkan adalah dampak langsung dari keracunan gas akibat fogging yang bisa memperburuk kondisi Anda.
Maka dari itu, bagi warga yang tidak terlibat langsung dalam aktivitas ini, sebaiknya menjauh dari lokasi untuk menghindari paparan asap fogging secara langsung, buka semua pintu dan jendela agar sirkulasi udara berjalan optimal. Anda baru boleh masuk rumah kembali setelah asap menghilang.
Jika Mengalami Keracunan Gas Fogging
Jika Anda mengalami gejala keracunan asap fogging, segera menjauh dari lokasi dan cari bantuan secepat mungkin. Anda bisa minta diantarkan petugas atau orang terdekat menuju tempat aman agar bisa menghirup udara segar.
Selain itu, berikut beberapa pertolongan pertama yang bisa dilakukan saat mengalami keracunan gas fogging.
- Anda bisa memperbanyak minum air putih, susu, atau air kelapa muda untuk membantu mengeluarkan racun dari dalam tubuh.
- Jika mengalami iritasi mata, jangan dikucek, sebaiknya bersihkan mata dengan air yang mengalir sampai rasa perih itu hilang.
- Anda juga bisa menggunakan obat tetes mata untuk membantu pemulihan, dan mencegah iritasi mata yang lebih parah.
- Jika terkena kulit, segera cuci dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. Segera ganti pakaian untuk mencegah dampak buruk dari iritasi kulit.
Saat ada pengumuman daerah tempat tinggal Anda akan melaksanakan aktivitas fogging, sebaiknya segera bungkus perabotan rumah tangga dengan plastik atau koran bekas, atau bisa juga dimasukkan ke dalam tempat yang aman, seperti peti, lemari dan lainnya.
Jika ada sisa makanan, segera habiskan. Untuk bahan makanan, sebaiknya masukkan ke dalam wadah khusus, atau bisa juga dimasukkan ke dalam wadah plastik dan simpan di tempat yang aman.